Selasa, 18 Juni 2013

Resensi Novel


Resensi Novel Laskar Pelangi


 

Identitas Buku
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Benteng, Yogyakarta
Tahun Terbit : 2008
Tebal : XVIII + 534 Halaman 20,5

SINOPSIS

Ini adalah kisah heroik kenangan 11 anak Belitong yang tergabung dalam "Laskar Pelangi": Syahdan, Lintang, Kucai, Samson, A Kiong, Sahara, Trapani, Harun, Mahar, Flo dan sang penutur cerita – Ikal. Andrea Hirata, yang tak lain adalah Ikal, dengan cerdas mengajak pembaca mengikuti tamasya nostalgia masa kanak-kanak di pedalaman Belitong yang berada dalam kehidupan kontras: kaya dengan tambang timah, tapi rakyatnya tetap miskin dalam kesehariannya.
Ini adalah cerita tentang semangat juang menyala-nyala dari anak-anak kampung Belitong untuk mengubah nasib melalui sekolah, yang harus mereka dapat dengan terengah-engah. Sebagian besar orang tua mereka lebih suka melihat anak-anaknya bekerja membantu orang tua di ladang, atau bekerja menjadi buruh kasar di PN Timah, daripada sekolah yang tak jelas masa depannya.
Derita sekolah itu tergambar jelas ketika SD Muhammadiyah di kampung miskin itu terancam tutup kalau murid baru sekolah itu tidak mencapai 10 orang. kesebelas anak itulah yang telah menyelamatkan masa depan suar pendidikan yang hampir redup digilas ekonomi.
Kesebalas anak itu memiliki keunikan masing-masing. Diantara 11 anak Laskar Pelangi itu, Lintang dan Mahar adalah 2 diantara yang paling menonjol. Lintang jenius dalam bidang eksakta, Mahar ahli di bidang seni budaya. Mereka seolah mewakili otak kanan dan otak kiri manusia. Lintang memiliki semangat juang yang tiada tara dalam belajar. Dia rela menempuh perjalanan dengan kereta angin sejauh 80 km pergi pulang demi dapat memuaskan dahaga ilmu pegetahuan. Saking semangatnya hingga akan tercium karet terbakar dari sepatunya yang aus digerus pedal sepeda. Jika ada aral melintang di jalan dan terlambat sampai sekolah, tiada masalah baginya, asal dapat menyanyikan lagu "Padamu Negeri" pada akhir jam pelajaran.
Novel Laskar Pelangi penuh dengan taburan wawasan yang luas bak samudra dari penulisnya yang paham betul tentang ilmu eksakta, seni budaya, dan humaniora. Kita akan dibuat tersenyum geli dari humor kecil yang dilontarkannya, terharu dan bahkan menangis ketika membaca kisah heroik kesebelas anak Laskar Pelangi.
Filicium adalah pohon yang menjadi saksi seluruh drama kehidupan Laskar Pelangi. Pohon itu menaungi sekolah mereka yang hampir roboh. Pohon itu menjadi markas setiap pertemuan mereka: membicarakan soal-soal di sekolah, merancang karya untuk festival 17 Agustus, atau tempat Lintang memberi kuliah tentang ilmu fisika. Pohon itu pulalah yang menjadi saksi kerinduan Ikal pada gadis manis keturunan cina, anak pemillik toko Sinar Harapan yang memiliki jari lentik dan kuku cantik.
Anak-anak Laskar Pelangi itu hidup dalam kebahagiaan masa kecil dan menyimpan mimpi masing-masing untuk hari esok. Tapi siapa yang sanggup melawan sang nasib? Dua belas tahun kemudian, Ikal menyaksikan perubahan nasib teman-temannya yang sungguh diluar dugaan. Sang nasib sungguh menjadi sebuah misteri yang maha gelap. Anak-anak Laskar Pelangi itu boleh punya cita-cita setinggi langit, tapi nasib jualah yang menentukan episode kehidupan mereka selanjutnya. Sang nasib bisa jadi adalah ketiadaan kepedulian pemerintah akan bibit-bibit unggul mutiara anak bangsa yang harus terhempas oleh himpitan ekonomi. Mereka adalah anak-anak harapan bangsa yang terpaksa harus tunduk oleh gilasan nasib yang semestinya bisa diupayakan oleh pemerintah yang punya amanah dan kuasa untuk memajukan pendidikan.
Lintang, sang jenius itu misalnya kini harus terpuruk jadi sopir tronton karena harus menjadi tulang punggung keluarga, menjadi pengganti ayahnya. Tapi Lintang punya jawaban, " jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tidak jadi nelayan…." Bagi Ikal, kata-kata itu semakin menghancurkan hatinya, ia marah, kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Ia mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan.
Keunggulan Novel
Kekuatan novel ini terletak pada sentilan humaniora tentang pentingnya pendidikan sekolah dan sekaligus kuatnya moral agama. Novel ini wajib baca bagi generasi muda yang terlena dengan gelimang kemudahan ekonomi dan tak lagi kenal jerih payah untuk menggapai masa depan. Novel ini juga wajib baca bagi para pendidik, bagi pemerintah yang selalu alpa pada pentingnya pendidikan. Buah dari kealpaan itu diantaranya adalah, kini kita menjadi bangsa yang sering menjadi bahan olok-olok oleh bangsa lain, karena kita rajin mencetak manusia yang tak punya kualitas.
  1. Dapat menjadi cerminan pembaca agar dapat mengambil contoh betapa pentingnya pendidikan untuk meraih cita-cita
  2. Dapat memicu pembaca agar tetap semangat dan berjuang untuk meraih prestasi guna memajukan bangsa agar lebih baik.
  3. Terdapat nilai yang patut untuk dicontoh agar menjadi lebih baik dari yang sebelumnya
  4. Memberitahukan kepada kita bahwa guru benar-benar seorang pahlawan yang tanpa tanda jasa demi mencerdaskan anak didiknya dan selalu memberikan yang terbaik.


Kelemahan Novel
Kelemahan novel ini, menurut saya, hanya terletak pada cara mengakhiri cerita. Semestinya, novel ini sudah ditutup pada bab 33: Anarkonisme, yang menceritakan kejatuhan Babel (Bangka Belitung) yang dulu bergelimbang Timah. Bab 34: Gotik, menurut saya menjadi ekor cerita yang membingungkan. Karena penutur "Aku" secara tiba-tiba menjadi orang lain, dan bukan lagi Ikal. Bab 34 ini menjadi sebuah kemubaziran. Sama persis seperti seorang pelukis yang seharusnya berhenti menguaskan catnya pada bidang lukis yang sudah sempurna, tapi kemudian menjadi berantakan karena sebuah goresan yang tidak perlu.
  1. Kata-kata yang digunakan kurang menunjukan bahwa tokoh adalah seorang anak, yang seharusnya tiak melakukan kewajibannya untuk membantu pamannya.
  2. Mengapa tokoh ikal di dalam cerita tidak berkesinambungan dengan isi novel yang lainnya. Seharusnya bisa digunakan nama yang lainnya.

Jumat, 03 Mei 2013

penulisan ilmiah


BAB I

PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Dengan kondisi sekarang ini dimana persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, maka untuk menghadapi situasi dan keadaan yang demikian pengusaha harus cepat dan tepat dalam mengambil keputusan agar perusahaan yang didirikan dapat berkembang dengan baik.
Mendirikan suatu perusahaan bukanlah merupakan hal yang mudah, namun mengembangkan perusahaan yang sudah didirikan tersebut merupakan suatu pekerjaan yang jauh lebih banyak tantangannya. Masalah-masalah akan selalu muncul baik dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan.
Sebagai salah satu bentuk usaha, Warnet Game Online dikatakan cukup terkenal oleh masyarakat. Selain itu, usaha warnet memiliki persaingan yang cukup banyak pelanggannya. Salah satu strategi pemasaran yang diambil oleh usaha ini adalah dengan memberikan pelayanan yang lebih dari usaha warnet yang berada di sekitar, sehingga konsumen menjadi puas. Ini tentunya merupakan salah satu strategi yang memberikan keunggulan bagi usaha tersebut dan berpeluang menjalani usaha tersebut yang bertempat di JL. Raya Jatiasih, kecamatan Jatiasih, Kabupaten Bekasi. Usaha ini berdiri dibawah tangan warung internet BLENK.net, yang sudah berjalan selama 3 tahun dan mempunyai reputasi baik dibidang warung internet.
      Jika seseorang pemilik dana berniat untuk memperluas usaha warung internet tersebut, ia dapat melakukan investasi untuk membuka cabang warung internet yang rencananya akan dibangun di daerah Perum. Angkasa Puri Jl. Manggis A/87, Kec. Jatiasih, Bekasi. Tujuan dilakukan studi kelayakan usaha adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar yang ternyata tidak menguntungkan atau yang dapat mengakibatkan kerugian besar yang mungkin terjadi bila usaha tersebut dilakukan. Studi kelayakan adalah studi yang mempelajari tentang layak atau tidaknya suatu usaha dapat didirikan atau dikembangkan. Setiap usaha yang baru didirikan pastilah ingin usahanya lebih maju atau ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal.
                 

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin membuat penulisan ilmiah tentang studi kelayakan dengan judul  “STUDY KELAYAKAN PEMBUKAAN CABANG BARU WARUNG INTERNET”

1.2     Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
1.2.1  Rumusan Masalah
    Dalam penulisan ini masalah yang ingin dikemukakan penulis ilmiah ini adalah:
a.    Apakah investasi pada pembukaan cabang baru “ WARUNG INTERNET  “ layak atau tidak untuk dilaksanakan?
b.    Dalam jangka waktu berapa lama cabang baru tersebut dapat mengembalikan investasinya.
c.    Apakah metode perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI dapat dilakukan untuk mengataasi masalah layak atau tidaknya pada pembukaan cabang baru pada Warung Internet.
1.2.2 Batasan Masalah
 Dalam penulisan ilmiah ini menggunakan metode perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI sehingga penulis membatasi pada lima aspek studi kelayakan bisnis yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik dan teknologi, aspek keuangan, aspek manajemen, aspek ekonomi sosial.

1.3    Tujuan Penelitian
 Penelitian ilmiah ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui layak atau tidaknya pembukaan cabang baru Warung Internet di daerah Bekasi
2.      Untuk mengetahui jangka waktu pengembalian modal.
3.      Mengetahui metode perhitungan PP, NPV, IRR, dan PI dapat dilakukan untuk mengatasi masalah layak atau tidaknya pada pembukaan cabang baru Warung Internet.
           





1.4    Manfaat Penelilian
      Penulis  mengharapkan dalam diadakannya penelitian ini dapat membawa manfaat, yaitu kepada :
1.      Akademis
Dapat meningkatkan wawasan dan menambah pengetahuan tentang tingkat kelayakan usaha dalam menganalisa layak atau tidak layak jika membuka Warung Internet.
2.      Perusahaan
Sebagai input atau bahan masukan, serta pertimbangan untuk menentukan langkah yang selanjutnya akan diambil.

1.5      Metode Penelitian
             Dalam penulisan ilmiah ini, penulis melakukan penelitian dengan metode penelitian dibawah ini:

1.5.1   Objek Penelitian
           Dalam masalah ini penulis mengambil objek penelitian pada Warung Internet yang beralamat di Jalan Raya Jatiasih, Kecamatan Jatiaih, Kabupaten Bekasi.

1.5.2  Data / Variabel
Riset Lapangan
Merupakan studi lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data yang akurat dengan cara melakukan :
a.       Wawancara
Yaitu sewaktu teknik mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pemilik Warung Internet.

b.      Observasi
Yaitu untuk mengadakan pengamatan secara langsung keperusahaan yang diteliti untuk memenuhi dan menyakinkan kebenaran dari hasil wawancara.


1.5.3  Metode Pengumpulan Data
Metode Analisis yang digunakan untuk menganalisis data tersebut yaitu dengan metode :
Ø  Payback Period (PP)
Ø  Net Present Value (NPV)
Ø  Internal Rate of Return (IRR)
Ø  Profitability Index (PI)

Jumat, 05 April 2013

PENARAN INDUKTIF

PENALARAN INDUKTIF


      Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.
Definisi Penalaran Induktif
             --->  Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik generalisasi dari suatu gejala.
              Induksi pada pengertian tradisional dipisahkan secara rigid dari deduksi untuk menunjuk pada suatu metode saintifik yang berupaya tiba pada konklusi melalui bukti-bukti (evidences) partikular mengenai dunia. Dalam sains, akumulasi bukti-bukti (evidences) bermakna derajat tertentu terhadap sokongan munculnya hipotesis, kalau bukan konklusi.
              Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
              Dalam konteks ini, teori bukan merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan melakukan generalisasi.

 Bentuk-bentuk penalaran induktif
Di dalam penalaran induktif terdapat tiga bentuk penalaran induktif, yaitugeneralisasi, analogi dan hubungan kausal.

A.    Generalisasi 
               Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contohnya :
        • Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
        • Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
        *Generalisasi: Semua bintang film berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
         Bella juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.


Macam-macam generalisasi :
          a.  Generalisasi sempurna
          Generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh: sensus penduduk
           b. Generalisasi tidak sempurna
           Generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon. Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar. Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
Ø  Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
Ø  Sampel harus bervariasi.
Ø  Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

B.      Analogi
Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai sifat yang sama.
Analogi mempunyai 4 fungsi,antara lain :

Membandingkan beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
Meramalkan kesamaan
Menyingkapkan kekeliruan
Klasifikasi

Contoh analogi : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk.

C.      Hubungan Kausal
Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
                        Macam hubungan kausal :
a)      Sebab- akibat.
Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b)      Akibat – Sebab.
Bobi tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c)      Akibat – Akibat.
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.
Contoh Kausal : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagi penyerap air banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Tambahan :
*) Metode induktif
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
**) Metode deduktif
Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
- Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
- Contoh:
Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
- Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
- Contoh: sensus penduduk
Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
- Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantalon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
1. Jumlah sampel yang diteliti terwakili.
2. Sampel harus bervariasi.
3. Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.

Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2

Sumber : Wikipedia

Jumat, 30 November 2012

PENGARUH SITUASI KONSUMEN

PENGERTIAN SITUASI
Menurut Engel, dkk(1994) pengaruh situasi adalah pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Menurut Asseal (1998) Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu, kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen

FAKTOR – FAKTOR SITUASI KONSUMEN
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor sebagai berikut:

  1. Melibatkan waktu dan tempat di dalam aktivitas konsumen
  2. Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian
  3. Situasi konsumen relative merupakan jangka pendek, tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.
Secara garis besar jenis/tipe situasi konsumen dibagi menjadi 3 sesuai dengan waktu kegunaannya yaitu :
1.   Situasi Komunikasi
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau nonpribadi
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :

  1. Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
  2. Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet dsb
  3. Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promosi.
2.   Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain

3.   Situasi Pemakaian
Situasi pemakaian adalah situasi dimana barang yang dibeli dipakai oleh pembeli sesuai dengan situasi yang diharapkan pembeli. Misalnya  Konsumen Baju seragam sekolah tentu digunakan pada saat beraktivitas di lingkungan sekolah, kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja. Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga,pakaian untuk beribadah, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.

Tahap-tahap proses pembelian :

1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan eksternal ataupun internal.


2. Pencarian Informasi
Proses mencari informasi secara aktif dimana konsumen mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan melakukan kegiatan mencari-cari untuk mengetahui tentang suatu barang dan jasa. Secara umum, konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber pribadi.

3. Evaluasi Alternatif
Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang rasional.

4. Keputusan Pembelian
Faktor yang akan mempengaruhi keputusan pembalian adalah sikap orang lain (sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang), tujuan pembelian, persepsi seseorang terhadap barang dan jasa, dan faktor sosial serta budaya.

5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika konsumen marasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Namun, apabila konsumen tidak puas maka ia akan mengurangi ketidakcocokkannya dengan meninggalkan atau mengembalikanproduk tersebut atau mereka mungkin akan mencari informasi yang mungkin mengkonfirmasikan produk tersebut menjadi bernilai tinggi.

INTERAKSI ORANG DENGAN SITUASI
Memahami serta menganalisis pengaruh situasi dalam proses pembelian barang , banyak dan konsumen yang di pengaruhi oleh variasi dari situasi lain yang sesuai dengan keadaan mereka saat itu.

PENGARUH SITUASI YANG TIDAK TERDUGA

Bagaimana seseorang mengerti akan potensi dari pengaruh situasi yang tak terduga yang dapat merusak keakuratan ramalan yang didasarkan pada maksud pembelian , yang tadinya dia tidak mau embeli barang  tapi karena suatu hal jadi membeli barang tersebut.

Jumat, 02 November 2012

EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN


EVALUASI ALTERNATIF SEBELUM PEMBELIAN




PENDAHULUAN

Banyaknya barang ataupun jasa yang tersedia di pasar membuat konsumen harus memilih mana yang paling cocok bagi kebutuhan dan seleranya.  Untuk memilih mana produk yang paling cocok dan memberikan kepuasan paling besar, konsumen perlu membandingkan produk – produk yang sejenis, mulai dari harga, kualitas maupun variabel lainnya. Dalam prosesnya, konsumen perlu melakukan evaluasi alternatif sebagai tindakan berjaga-jaga, jika terjadi masalah dalam proses pembelian atau pendapat produk.

PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi  adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa menjadi netral, positif atau negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai atau manfaatnya.

TAHAP-TAHAP DALAM PROSES PEMBELIAN

1.   Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
            Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan terutama untuk mengetahui                        adanya keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi  atau terpuaskan

2.   Menilai Sumber-sumber
            Tahap kedua dalam proses pembelian ini sangat berkaitan dengan lamanya waktu            dan jumlah uang yang tersedia untuk membeli.

3.   Menetapkan Tujuan Pembelian
            Tahap ketika konsumen memutuskan untuk tujuan apa pembelian dilakukan, yang                      bergantung pada jenis produk dan kebutuhannya

4.   Mengidentifikasikan Alternatif Pembelian
            Tahap ketika konsumen mulai  mengidentifikasikan berbagai alternatif pembelian

5.   Keputusan Membeli
            Tahap ketika konsumen mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Jika                         dianggap bahwa keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan                           menjumpai serangkaian keputusan menyangkut jenis produk, bentuk produk, merk,                     penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya

6.   Perilaku Sesudah Pembelian
            Tahap terakhir yaitu ketika konsumen sudah melakukan pembelian terhadap produk                   tertentu.


KRITERIA EVALUASI

Kriteria evaluasi, salah satu aktivitas dalam proses pengambilan keputusan konsumen, memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk (Kotler, 2005).

TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
           
            KONSUMEN INDIVIDU

            Pilihan merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik             merek, dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh            demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.

            PENGARUH LINGKUNGAN

            Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan,      pengaruh kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi   atas harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup    referensi) dan faktor   menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli    seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).

            Marketing strategy

            Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu       dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga,     periklanan dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan  keputusan. Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi      kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini            digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan            keputusan konsumen dalam gambar 1.1 penelitian pemasaran memberikan          informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi          tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran      kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen.

MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK

Di dalam pengambilan keputusan, pengambil keputusan harus memilih salah satu alternatif di antara banyak alternatif. Pemilihan dapat dilakukan berdasarkan pada kriteria tertentu, kompromi, atau tekanan. Memang harus diakui ada hasil keputusan yang memuaskan semua pihak tetapi ada juga yang merugikan pihak lain.

KESIMPULAN

Evaluasi alternatif merupakan salah saru tahapan dalam proses pengambilan keputusan yang sangat penting. Banyak pilihan alternatif yang ada membuat kita harus teliti dan cermat dalam menetukan pilihan yang tepat. Ada beberapa cara untuk memilih produk yang tepat, yaitu menetukan kebutuhan akan suatu produk, memilih harga dan kualitas yang tepat, membandingkan produk-produk yang sejenis. Dengan melakukan evaluasi alternatif diharapkan konsumen dapat memilih produk yang tepat dan memberikan kepuasan yang paling maksimal.